Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh
ampunan, bulan dimana Al-Qur’an diturunkan, bulan yang istimewa untuk seluruh
umat Islam di dunia karena
setiap tahunnya para umat Islam
di dunia menantikan bulan yang suci ini, serta bulan Ramadhan adalah salah
satu dari ketiga bulan yang disenangi oleh Allah SWT. Sebagaimana yang diriwayatkan (secara mursal) Abul
Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Rajab itu bulannya Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan bulannya
umatku”.
Dalam hadist tersebut sudah dijelaskan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan
umat Islam di seluruh dunia
dimana bulan ini terdapat 1000 kebaikan di dalamnya karena itu
banyak umat muslim di seluruh
penjuru dunia berlomba-lomba
untuk mendapat keberkahan di bulan yang suci ini, salah satunya kita harus meningkatkan kualitas hubungan
entah itu secara vertikal maupun horizontal. Hubungan secara vertikal yaitu
hubungan manusia dengan Allah SWT, sebagai contoh menjalankan apa yang menjadi
kewajiban kita seorang muslim, dan menjauhi segala bentuk perbuatan buruk yang seharusnya
pantang dilakukan. Sedangkan hubungan secara horizontal yakni hubungan antara manusia
dengan seluruh ciptaan makhluk Allah SWT khususnya umat muslim lainnya, artinya
kita harus bersikap baik sesama umat muslim seperti tolong menolong, atau pun
saling berbagi entah itu berbagi secara materi maupun non materi seperti yang kami lakukan
di kala itu bersama komunitas Gerlik Surabaya. Karena yang kami lakukan ini semata-mata
untuk mendapatkan ridho Allah SWT dan mendapatkan 1000 keberkahan di bulan Ramadhan kali ini.
Rasa syukur tak henti-hentinya atas nikmat Allah SWT yang
berlimpah ruah membuat kualitas iman kami kepada-Nya semakin meningkat.
Alhamdulillah, kami diberikan kesempatan pada bulan suci ini untuk mengadakan kegiatan yang penuh manfaat yakni “Nyantren Kilat Bersama Anak-Anak
Gerlik Surabaya”. Antusiasme peserta
pun sangat luar biasa terbukti tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan ini
dari hari kehari mengalami peningkatan. Kami tidak mampu menyelenggarakan
kegiatan ini tanpa adanya dukungan dari panitia, donatur, relawan, dan penerimaan
warga sekitar.
“Sebenarnya apa itu Gerlik
Surabaya? Ada apa sih di Gerlik Surabaya? Apa tujuan
komunitas ini terbentuk?” pertanyaan-pertanyaan inilah yang sering dilontarkan
oleh orang-orang kepada kami karena mereka memang belum tau tentang komunitas
Gerlik Surabaya sebenarnya. Sebelum membahas lebih jauh tentang
kegiatan Nyantren
Kilat, kami
ingin memberikan
informasi sedikit tentang komunitas Gerlik
Surabaya ini. Gerlik Surabaya adalah komunitas Gerakan Perduli Anak Surabaya yang berlokasi di Lumumba Barat di bantaran pintu
air jagir Surabaya. Disitu ada gubuk kecil yang biasanya dibuat kumpul oleh
warga sekitar dan gubuk kecil inilah yang
menjadi rumah kedua kami, rumah dimana kami belajar bersama, bertegur sapa, bercerita suka maupun duka, bercanda, dan
masih banyak lagi kegiatan yang kami
lakukan. Dengan
kegiatan-kegiatan yang beragam dan tingkat pertemuan dengan mereka (anak-anak) yang
semakin intens membuat kami seperti sebuah keluarga baru yakni kakak pengajar seperti orang tua dan mereka seperti anak kami sendiri, dan tak jarang pula kami
menyebut mereka dengan sebutan Anak.
Pada bulan Ramadhan
ini anak-anak Gerlik Surabaya disibukkan
berbagai macam kegiatan, yaitu yang pertama Nyantren Kilat selama 5 hari pada tanggal 22-27 Juni 2015,
dan dilanjutkan belajar membaca, menulis, dan berhitung serta membuat
kerajinan tangan bersama dengan Yayasan
Al-Ummah selama 2 minggu. Nyantren Kilat bersama anak-anak Gerlik dimana acara itu kami berikan agar mereka
mempunyai kegiatan yang bermanfaat selama bulan
Ramadhan. Banyak kegiatan yang diselenggarakan selama
lima hari tersebut yaitu diantaranya mengaji, menghafalkan surah-surah
pendek, belajar doa-doa, belajar adzan, belajar tutorial hijab yang benar, menonton film edukasi, dan ada
tausiyah dari kakak-kakak pengajar,
tausiyah tersebut dilakukan setiap harinya menjelang buka puasa, suasana semakin
hangat
pada pertemuan terakhir yaitu ada
acara buka bersama dengan anak-anak yang membuat tali kekeluargaan kami
semakin erat.
Di hari pertama hingga hari terakhir yang
mereka lakukan adalah menghafal
Al-Qur’an juz 30 dari surah At-takatsur hingga An-Naas, sehingga
mereka nantinya terbiasa menghafal, dan senang membaca Al-Qur’an dan kami sebagai pengajarnya
pun mempunyai harapan suatu saat kelak mereka pasti bisa menjadi seorang Hafidz, Aamin. Mereka berlomba-lomba dalam
menghafal dan setiap anak yang hafalannya melebihi target akan di beri reward.
Reward ini bukan semata-mata imbalan namun reward ini diberikan agar mereka
lebih bersemangat dalam memperbanyak hafalan surah. Barakallah sungguh indah ciptaan-Mu ini Ya Allah, hati
ini tersentuh ketika mendengarkan
mereka melantunkan ayat-ayat-Mu. Karena sesungguhnya
salah satu tanda orang beriman adalah ketika dibacakan ayat Allah maka
bertambahlah iman mereka sesuai dengan firman Allah SWT surah Al-Anfal ayat 4 : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang bila
disebut nama Allah, gemeterlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka”. Dengan kegiatan ini diharapkan mereka
dapat menjadi anak yang bisa membahagiakan hati kedua orang tuanya karena
sesungguhnya anak-anak yang menghafal Al Qur’an kelak mereka akan memakaikan
mahkota untuk ibunya di surga nanti.
Setelah kegiatan menghafal Al-Qur’an dari juz 30 selesai,
maka kegiatan selanjutnya adalah mendengarkan tausiyah, dan diakhiri
dengan buka bersama dengan takjil serta
kemudian mereka melanjutkan sholat maghrib dirumahnya
masing-masing. Pada hari kedua dan ketiga hafalan
surah mereka semakin
meningkat. Kakak pengajarnya pun memberikan
tausiyah dari hari kehari mengangkat tema yang berbeda-beda,
dengan berbedaan tema inilah menjadi unik dan menarik yang
membuat anak-anak semakin antusias untuk mendengarkannya. Ada pun
tema yang dibahas antara lain bab puasa,
keutamaan orang yang meramaikan masjid, toharoh (bersuci),
sholat, cara bergaul dan berbusana yang baik dan benar dalam
pandangan Islam, dan yang terakhir tentang malam
lailatul qadar. Kegiatan-kegiatan inilah yang terus dilakukan oleh mereka
sejak mengikuti Nyantren Kilat ini.
Menginjak hari keempat,
kegiatan mereka adalah cara mengaji dengan baik dan benar.
Belajar mengaji bukan persoalan
yang mudah karena salah sedikit lafadz atau huruf yang kita baca maka akan merubah
arti dari ayat tersebut. Bab ‘Makharijul Huruf’ yang menjadi penting dan harus diberikan
sejak dini karena apabila tidak diberikan sejak dini maka kami kuatirnya saat
mereka dewasa kelak tidak mampu mengaji atau melantunkan surah-surah sesuai
dengan makhroj yang benar. Makharijul huruf adalah
tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah pada saat dilafalkan. Mereka diberi
pengetahuan sedikit mempraktikkan membaca Al-Qur’an dengan benar. Setelah mereka asyik mengaji, kegiatan selanjutnya seperti biasanya mendengarkan kultum
menjelang berbuka. Meskipun hari semakin sore namun semangat mereka untuk
menimba ilmu agama tetap membara karena mereka ingin mendapat syafaat di bulan yang suci ini.
Menginjak hari terakhir yakni hari kelima kegiatannya adalah menonton film
edukasi dan dilanjutkan belajar adzan untuk ikhwan
(laki-laki), dan yang
akhwat (perempuan) belajar
untuk memakai hijab yang benar,
meskipun bermodel namun tetap syar’i dan tetap menutup auratnya. Setelah kegiatan belajar dan memakai hijab tersebut telah usai, maka dilanjut
dengan pembagian hadiah serta beberapa bingkisan untuk mereka. Akhir dari seluruh kegiatan
adalah berbuka bersama.
Disinilah keindahan kebahagiaan tersebut muncul,
yaitu kebahagiaan di bulan
Ramadhan. Meskipun pada
waktu berbuka bersama menunya hanya sederhana namun disinilah tercipta kebahagiaan
yang indah, karena bahagia itu sederhana, bahagia tak harus mewah. Lihatlah
orang diluar sana yang hidup bergelimang harta pun tidak menjamin bahwa hidupnya
di dunia bakal bahagia. Berbeda dengan kita, melihat
senyum mereka, melihat tawa mereka, berkumpul dan bercanda bersama mereka dan
yang paling penting berbagi bersama dengan sesama makhluk Allah SWT membuat hati kami merasa bahagia.
Karena Allah senang terhadap makhluknya yang saling berbagi apalagi berbagi
dalam kebaikan. Dan semua itu dilakukan hanya semata-mata karena Allah SWT.
“Tali iman yang
terkuat adalah muwalah (berkasih sayang) dan mu’adah (bermusuhan) karena Allah
SWT” (Ath-Thabarani). Barakallah semoga kebahagiaan
di bulan Ramadhan
ini akan selalu tercipta dan semoga semua itu bermanfaat untuk kita semua. Jazakumullah
khairan kastiron.
Fitria
Aisyaroh & Novisal Bahar
0 komentar:
Posting Komentar