;
twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

1/29/2014 03:32:00 AM
0

Tema
Persahabatan
Konflik
Kisah persahabatan yang terputus akibat suatu fitnah
Sumber
By Editor
Novisal Bahar




Dramatic Personae
Aulia
Gadis berumur 17 tahun, berjibab, kecil, baik hati, sabar, jujur dan suka menolong.
Andin
Gadis berumur 16 tahun, berjilbab, baik hati, tidak Pilih-pilih, mudah percaya, dan suka merendahkan.
Audy
Gadis berumur 17 tahun, berjibab, baik hati, tidah  pilih-pilih, dan mudah percaya kepada orang lain.
Aldi
Laki-laki berumur 18 tahun, kurus, rambut keriting, suka  Memfitnah, iri hati, suka merendahkan orang lain.
Erwin
Laki-laki berumur 17 tahun, kurus, putih, suka memfitnah, suka merendahkan orang lain.
Rama
Pacar Aulia yang berbeda kelas, tampan, pengertian, baik, dan selalu menghibur Aulia saat sedih.
Papa
Laki-laki berusia 40 tahunan.
Ibu Guru
Mudah percaya omongan orang lain.


 Matahari mulai bergerak mengawali hari. Saat semburat jingga menyeruak menghiasi langit yang nampak bening sebening permata. Kupu-kupu mulai berterbangan kesana kemari seakan merayakan hari yang indah ini. Burung-burung berkicau sangat merdu seakan tak mau kalah dengan yang lain. bunga-bunga bermekaran, menampakkan kelopak yang beragam nan indah. Tak ada yang lebih indah dari hari ini. Waktu itu seberkas cahaya masuk melalui celah-celah jendela yang memberikan ketentraman yang berada dikelas. Tetapi mengapa dihari itu juga masih ada orang yang ingin merusak indahnya hari, ingin merubah ketentraman menjadi kepiluan bagi mereka sendiri.


Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi.
Aldi : Kenapa ya...., persahabatan 3BG kok sangat erat ? aku  ingin persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikirkan sesuatu)
Erwin : Ah…., kamu curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu kamu taruh saja di tasnya Aulia, Andin dan Audy pasti akan menuduh Aulia.
Aldi : Ide yang bagus bro, tapi tolong bantu aku untuk melakukan rencana ini.
Erwin : Okelah, aku juga ingin melihat persahabatan mereka putus.
-    (Melaksanakan aksi jahatnya)

Orang yang tak tau apa-apa kini menjadi imbasnya, membuat suasana menjadi runyam, tak terkendali oleh emosi yang telah membakar api kebencian begitu dalamnya.

Masuklah 3BG ke kelas, sambil duduk ditempatnya masing-masing, dan tiba-tiba…
 Andin : ( sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah )
Audy : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?
Andin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.
Aulia : Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.
Andin : Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah ku masukkan kedalam tasku.
(Tiba-tiba Aldi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)
Aldi : Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.
Andin : Emangnya siapa Al ?
Aldi : Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.
Andin : Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.
Aldi : Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Aulia.
Andin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tasmu untuk Membuktikan omong kosongnya Aldi.
Aulia : Ya sudahlah nggak apa?
(Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan ditasnya Aulia)
Erwin : Tuhkan bener kata Aldi, Aulia si miskin itu yang mencurinya.
Andin : Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu  tinggal bilang sama kami, bukan begini caranya, selama ini kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.
Aulia : Tapi bukan aku yang mencurinya.
Erwin : Terus kamu tuduh kita yang mencurinya, jelas dompet  Andin ada ditas kamukan?
Audy : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.
Andin : Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kamu lagi.
Audy : Dasar kau anak miskin. ( sambil menarik tangan aulia di depan kelas lalu menampar pipi Aulia ).
Erwin : Akan ku laporkan kamu kepada guru-guru, biar kamu dikeluarkan dari sekolah ini. Dasar anak maling! (semuanya keluar, meninggalkan aulia duduk sendiri dan tergesa-gesa untuk melaporkan masalah ini kepada guru)
Aulia : Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan  Kami, apa salah kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan persahabatan kami seperti dulu lagi. Hanya kepada engkaulah kami mengadu. (sambil menangis)

Lalu bagaimana persahabatan ini dapat kembali seperti semula, jika tak ada yang mau dibenahi dan membenahi. Apakah harus berakhir menjadi puing-puing kehancuran, lalu seperti debu yang terbang begitu saja ketika tertiup angin. Tak ada cara lain, selain hanya sekedar pasrah bahkan lari dari kenyataan pun akan terasa percuma saja.

Tiba-tiba anak-anak dan ibu guru datang sambil memasang wajah tak bersahabat.
Aldi : Itu bu, malingnya! (sambil menunjuk kearahnya)
Ibu Guru : Apakah benar kamu mencuri dompetnya Andin?
Aulia : Tidak bu, sungguh aku bukan pencurinya. Memang aku miskin harta, tetapi aku masih bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Aku juga bukan tergolong orang-orang yang ibu dan teman-teman kira. Apakah orang miskin itu selalu dianggap jelek dimata kalian? Hah?
Erwin : Jangan terpengaruh sama wajah melas dia bu, mana mungkin pencuri didunia ini mau ngaku duluan!
Ibu Guru : Sudahlah, hentikan Erwin!. Aulia, banyak saksi mata dan barang bukti yang terkuak semuanya. Bahwa intinya kamulah pencuri dompet itu. Lalu apa kata orang jika sekolah ini telah melahirkan seorang pencuri dompet? Nama sekolah ini ditaruh dimana Aulia!. Sesuai dengan peraturan sekolah, dengan terpaksa saya akan mengeluarkan kamu dari sekolah ini secepatnya.
(Lalu semuanya meninggalkan Aulia dikelas sendrian)

Tetes demi tetes air mata yang jatuh membasahi lesung pipinya. Wajahnya pucat pasih kehilangan persahabatan dan mungkin juga masa depan yang ia cita-citakan, yang selama ini ia genggam dan ia jaga, tetapi kini telah sirna bersama rasa pilu yang terus membelunggunya

Tiba-Tiba Rama datang menghampiri Aulia yang terus mengisakkan air mata.
Rama : Wahai cinta, kenapa engkau mengisakkan air mata, apa yang telah terjadi denganmu?
Aulia : Duhai cinta, sesungguhnya aku tak kuasa menahan kepiluan yang telah menerpaku. Aku tak sanggup menghadapi kenyataan ini dengan sendirian. Aku ingin bangkit, tetapi aku tak bisa. Sekarang kini aku hanya butuh perhatian seseorang yang selalu mendampingi aku saat aku tertatih seperti saat ini.
Rama : Mohon, cinta. Dalam perjalanan hidup ini perlu sebuah proses, kita tidak hanya melalui dataran. Proses itu sama halnya disaat pertama aku membuka pintu hatimu, aku merasa jalan yang harus kulalui adalah bukit. Saat ini aku masih merasa berputar-putar di lerengnya. Entah mengapa, setiap kali aku mencoba menanjak menuju badan bukit, tapak kaki ini agak sulit berkompromi dengan kata hatiku. Maunya tetap saja menapak di lereng. Beda ketika aku mencoba mengajak masuk dan mulai menapak badan bukit, jeritan kesakitannya sanggup menusuk telapak kakiku. Walaupun tak sampai puncak, aku selalu tetap berusaha untuk menggapai cinta darimu. Proses, Itulah yang saat ini yang sedang kita jalani. Dan akan terus kita lakukan tanpa henti. Sampai nafas kita berhentipun, proses itu akan terus bergulir. Tak baik memandang persoalan hanya pada satu sisi. Semua butuh kematangan. Aku sadar, diriku masih jauh dari itu. Tapi aku selalu berusaha akan didekatmu walaupun dengan tertatih.
Aulia : Sekarang aku tak tau harus berkata apa dan berbuat apa, dan terima kasih engkau telah membuatku sedikit tenang pada hari ini. Cinta.
Rama : Sama-sama Cinta. asal kau ketahui, akulah dari segala cintamu.
Aulia : (Tersenyum)

Rasa kepiluan yang masih tertanam di dalam relung jiwanya, kini berubah menjadi secuil senyuman manis. Walaupun secuil senyuman itu, akan terasa berarti bagi yang ingin melihatnya. Dan berharap keadilan tuhan datang dan berpihak kepadanya.

Tak beberapa lama kemudian bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang bersama tanpa Aulia. Diperjalanan pulang dan mau mengambil motornya, tiba-tiba Andin menerima telpon dari Papanya yang berada diluar negeri.
Kring………kring…..kring….
Andin : Hallo assalamu alaikum, ada apa Pa, kok tumben telpon aku.
Papa : Waalaikum salam, Din Papa mau kasih kabar ke kamu,  sebelumnya maafkan Papa, perusahaan Papa Disini  bangkrut.
Andin : Apa Pa, bangkrut kok bisa begitu ?
Papa : proyek yang Papa Buat mengalami kerugian yang sangat besar,  Jadi Papa harus menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.
Andin : Jadi kita jatuh miskin Pa?
Papa : Begitulah, besok Papa dan Mama akan pulang ke Indonesia, dan kita harus cari kontrakan rumah, karena  rumah kita akan di segel oleh bank.
(Tiba-tiba Andin memutuskan telpon dengan rasa tidak percaya)
Andin : Ini nggak mungkin. ( sambil membanting HP nya)
Audy : Ada apa Din ?
Andin : Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh  miskin.
Audy : Sabar ya.. Din, ini pasti bisa kamu lewati kok.
Andin : Audy, kamu adalah sahabat aku yang paling setia  denganku, tolong jangan tinggalkan aku.
Audy : Ya… nggak mungkinlah aku ninggalin kamu, tidak  seperti Aulia yang menghianati sahabatnya sendiri.
Andin : Terima kasih Audy.

Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang hingga menambrak salah satu dari mereka, untung saja Aulia datang untuk menolongnya.
Aulia : Awas Audy.( sambil berteriak dan mendorong Audy )
Audy : Kamu nggak apakan Aulia.
Aulia : Aduh, sakit. (sambil jatuh dan memegangi lengannya karena terserempet motor)
( Pengendara motor itu kemudian turun dari motornya )
Aldi : Kamu nggak apa kan Aulia.
Rama : (Lalu Rama mengampiri Aldi dan Erwin, sambil berkata..) He, kalian punya mata atau tidak! Sudah jelas-jelas disini banyak orang, dan berberapa kali juga saya sudah memperingatkan kalian supaya tidak ngebut-ngebutan dijalan. Jika pacarku ada kenapa-kenapanya, kalian harus tanggung jawab! Kalau tidak, aku akan segan-segan bertidak keras terhadap kalian.
Aulia, Andin, Audy : Aldi, Rama.
Aldi : Maafkan aku yaaa, aku nggak sengaja.
Erwin : Iya, maafkan aku juga yah?
Audy : Makanya kalau naik motor itu jangan ngebut-ngebut.
Erwin : Ya.. maafkan kami, kami khilaf.
Aulia : Ya sudahlah nggak apa teman, mungkin ini adalah suatu ganjaran dari tuhan yang pantas kuterima.
Aldi : Oh ya Din, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tentang  masalah tadi di kelas.
Andin : Emangnya ada apa Al.
Aldi : Sebenarnya yang mencuri dompet kamu itu bukan Aulia, melainkan aku.
Andin : Apa Aldi?
Aldi : Aku iri dengan persahabatan kalian yang sangat erat, makanya itu aku mencoba untuk merusak persahabatan kalian.
Andin : Jadi bukan Aulia yang mencurinya ?
Aldi : iya, sekali lagi maafkan aku (sambil menyesali perbuatannya)
Audy : Jadi persahabatan kita bersatu lagi dong.
Rama : Tak kusangka, persahabatan kalian kembali seperti semula.
Andin : Bersahabatan kita akan selalu abadi sepanjang masa.
Aulia : Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini  Akan tetap bersatu... bersatu!
Andin : 3BG.
Audy : Three.
Aulia : Beautiful.
Andin : Girl. ( Sambil menujukkan tanda persahabatan mereka yang berupa cincin )
Aldi : Oke deh.
Erwin : (Sambil bengong dan lalu bertepuk tangan)
( Rama, Aldi sambil mengacungkan jempolnya )

Burung-burung bersiul riang, pohon-pohon melambai-lambai seakan-akan ikut merayakan kembalinya persahabatan mereka. Rasa kepiluan kini berubah menjadi ketentraman yang tak terlukiskan oleh kata-kata. Dan kini harapan barulah ada dihadapan mereka, yang harus diwujudkan dalam kesetian sejati.




---SELESAI---

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts